Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai kementerian dan lembaga guna meningkatkan produksi susu dan daging sapi nasional. Langkah ini merupakan bagian dari dukungan terhadap Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sekaligus upaya mengurangi ketergantungan pada impor.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, menyebutkan bahwa kebutuhan susu nasional pada tahun 2024 diproyeksikan mencapai 4,6 juta ton, sementara produksi dalam negeri baru sekitar 1 juta ton. Hal ini mengindikasikan defisit sebesar 3,6 juta ton atau 79 persen dari total kebutuhan.
“Sudah ada 141 perusahaan yang berkomitmen mendatangkan sapi perah sebanyak 1,2 juta ekor dalam kurun waktu 2025 hingga 2029. Selain itu, sebanyak 70 perusahaan juga berencana mengimpor sapi pedaging sebanyak 800 ribu ekor selama periode yang sama,” ungkap Agung dalam diskusi bertajuk Percepatan Peningkatan Produksi Susu dan Daging Sapi Mendukung Program Makan Bergizi (MBG) di Jakarta, Rabu (11/12).
Investasi dan Pemanfaatan Lahan
Selain mendukung program MBG, inisiatif ini juga membuka peluang besar bagi pengusaha lokal dan internasional untuk berinvestasi di subsektor peternakan. Kementan menargetkan impor 200.000 ekor sapi perah pada tahun 2025. Agung menekankan pentingnya percepatan pemanfaatan lahan sebagai basis investasi bagi sapi perah dan sapi pedaging.
“Kami berharap kementerian dan lembaga terkait dapat memberikan kemudahan dalam penggunaan lahan, sehingga calon investor dapat segera merealisasikan rencana investasinya,” jelas Agung.
Dukungan Pemanfaatan Kawasan Hutan
Pada kesempatan yang sama, Kementerian Kehutanan menyampaikan bahwa 58 Surat Keputusan (SK) telah diterbitkan untuk pemanfaatan kawasan perhutanan sosial berbasis peternakan atau silvopastura dengan total luas lahan 62 ribu hektare. Selain itu, Perum Perhutani telah mengidentifikasi lahan seluas 45 ribu hektare di 33 kawasan hutan untuk pengembangan hijauan pakan ternak melalui Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH).
PT Perkebunan Nusantara (PTPN) juga turut menawarkan lahan untuk pengembangan peternakan sapi perah. Sementara itu, Kementan telah mengusulkan 21 lokasi lahan sebagai bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) untuk pengembangan peternakan sapi perah dan pedaging, dengan peluang jumlah yang dapat bertambah sesuai kebutuhan di lapangan.
Dukungan Pembiayaan untuk Pelaku Usaha
Untuk mendukung pelaku usaha, pemerintah tengah mempertimbangkan skema pembiayaan dengan bunga rendah. Agung menjelaskan bahwa pembiayaan ini bertujuan mendukung model kemitraan antara peternak lokal dan calon investor.
“Investasi ini bukan berupa bantuan, melainkan kerjasama bisnis. Oleh karena itu, dukungan pembiayaan menjadi sangat penting,” tegas Agung. Ia menambahkan bahwa pembahasan lebih lanjut akan dilakukan bersama Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).