Jakarta, 6 Agustus 2025 – Kementerian Pertanian (Kementan) mendapat dukungan dari Japan International Cooperation Agency (JICA) dalam upaya mempercepat peningkatan produksi susu dan daging nasional. Melalui skema kerja sama teknis, JICA akan mengirim tenaga ahli jangka panjang (long term expert) untuk mentransfer teknologi dan pengetahuan kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT) strategis di bawah Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH).
Targetnya, UPT mampu berperan sebagai pusat inovasi sekaligus motor penggerak produktivitas peternakan nasional.
“UPT harus menjadi pusat inovasi sekaligus pembina teknis bagi peternak, pelaku usaha, dan Unit Pelayanan Teknis Daerah (UPTD) sebagai bagian dari percepatan peningkatan produksi nasional. Transfer teknologi dari tenaga ahli JICA diharapkan membawa perubahan signifikan, baik dalam kualitas, kuantitas produksi, maupun efisiensi biaya,” jelas Nuryani Zainudin, Sekretaris Ditjen PKH, saat bertemu perwakilan JICA di Jakarta, Selasa (5/8).
Program Strategis Nasional
Kerja sama ini merupakan bagian dari Program Percepatan Peningkatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN) yang telah masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) di RPJMN 2025–2029. Program ini mendukung ketahanan pangan, implementasi Makan Bergizi Gratis (MBG), sekaligus menjadi pijakan menuju visi besar Indonesia Emas 2045.
Ditjen PKH mengusulkan lima fokus kerja sama peningkatan kapasitas, yaitu:
- Penguatan perencanaan dan evaluasi peternakan.
- Manajemen padang penggembalaan dan hijauan pakan ternak (HPT).
- Teknologi pakan dan nutrisi.
- Sistem perbibitan termasuk digitalisasi data, inseminasi buatan (IB), dan transfer embrio (ET).
- Penerapan praktik Good Animal Husbandry.
Skema Fleksibel Sesuai Kebutuhan
Skema kerja sama dirancang fleksibel. Jika tenaga ahli utama memiliki keahlian di bidang sapi perah, JICA dapat mengirim tenaga ahli jangka pendek (short term expert) untuk bidang sapi potong, begitu pula sebaliknya. Hal ini dimaksudkan agar kolaborasi lebih efektif dan sesuai kebutuhan teknis di lapangan.
Senior Representative JICA Indonesia, Kenji Okamura, menegaskan komitmen lembaganya terhadap program ini.
“Kami menyambut baik langkah Indonesia memperkuat subsektor peternakan melalui kerja sama ini. Fokus pada transfer pengetahuan dan teknologi ke UPT adalah langkah strategis untuk menciptakan dampak jangka panjang dan berkelanjutan,” ujarnya.
Selain itu, JICA juga membuka peluang dukungan tambahan berupa tenaga ahli jangka pendek untuk memperkuat sektor prioritas, baik pada pengembangan sapi perah maupun sapi potong.
Transformasi Sistem Peternakan
Kerja sama Kementan–JICA ini diharapkan mampu mempercepat transformasi sistem peternakan Indonesia menjadi lebih inovatif, berbasis teknologi, serta tangguh dalam menjawab kebutuhan gizi nasional di masa depan.