Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong pengembangan sapi lokal guna memperkuat ketahanan pangan nasional dan memenuhi kebutuhan daging sapi dalam negeri. Upaya ini mendapat dukungan dari sektor swasta, salah satunya PT Saija Adinda Mandiri yang siap berinvestasi dalam penggemukan sapi lokal.
Jakarta – Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Kementan, Agung Suganda, menerima audiensi dari Direktur Utama PT Saija Adinda Mandiri, A. Iskandar, di Kantor Pusat Kementan, Jakarta (3/2). Pertemuan ini membahas strategi pengembangan sapi lokal di Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Lampung untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang bertujuan meningkatkan asupan protein hewani bagi masyarakat.
Agung Suganda menegaskan bahwa sapi lokal memiliki potensi besar dalam meningkatkan produksi daging nasional, mengurangi ketergantungan impor, serta memperkuat ketahanan pangan.
“Pengembangan sapi lokal, khususnya sapi Bali dari NTT dan NTB, merupakan bagian dari strategi nasional dalam membangun ketahanan pangan berbasis potensi dalam negeri. Kami menyambut baik kolaborasi dengan sektor swasta dalam meningkatkan produktivitas peternakan nasional,” ujar Agung Suganda.

PT Saija Adinda Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penggemukan sapi lokal, khususnya sapi Bali dari NTT, yang saat ini dikembangkan di Provinsi Banten. Direktur Utama PT Saija Adinda Mandiri, A. Iskandar, menyatakan kesiapan perusahaannya dalam berinvestasi guna meningkatkan populasi sapi pedaging di Indonesia.
“Kami berkomitmen mendukung program pemerintah dalam mengoptimalkan potensi sapi lokal. Sinergi antara pemerintah dan sektor swasta akan mempercepat pencapaian target swasembada daging nasional,” ujar A. Iskandar.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa perusahaannya siap mengembangkan sistem penggemukan sapi yang lebih efisien dan berkelanjutan. Dengan memanfaatkan sumber daya lokal serta teknologi peternakan modern, diharapkan produktivitas ternak dapat meningkat secara signifikan dan berkontribusi terhadap pasokan daging sapi nasional.
“Kami ingin membuktikan bahwa sapi lokal memiliki daya saing tinggi dan bisa menjadi andalan dalam memenuhi kebutuhan protein hewani masyarakat,” tambahnya.

Dukungan investasi dari sektor swasta dinilai krusial dalam mempercepat pertumbuhan industri peternakan. Selain meningkatkan produksi daging sapi, investasi dalam penggemukan sapi lokal juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat serta memberdayakan peternak rakyat.
Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah dan swasta, diharapkan industri peternakan sapi lokal semakin berkembang dan berkontribusi nyata terhadap swasembada daging sapi serta kesejahteraan peternak Indonesia. BBVet Maros siap mendukung pengawasan kesehatan hewan guna memastikan ternak yang dibudidayakan dalam program ini memenuhi standar kesehatan dan keamanan pangan yang optimal.