Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) resmi menjalin kerja sama dengan Pengurus Pusat Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (PP PORDASI) dalam upaya meningkatkan kualitas dan kesehatan kuda lokal. Perjanjian kerja sama ini ditandatangani pada Sabtu, 1 Februari 2025, oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, serta Ketua Umum PP PORDASI, Aryo P.S. Djojohadikusumo.

Kerja sama ini bertujuan untuk memperkuat populasi kuda lokal, meningkatkan sistem sertifikasi dan registrasi, serta memastikan kesehatan hewan yang lebih optimal bagi industri olahraga berkuda di Indonesia. BBVet Maros sebagai salah satu laboratorium veteriner strategis di Indonesia siap mendukung implementasi kebijakan ini, terutama dalam pengawasan kesehatan dan pengendalian penyakit kuda di wilayah kerjanya.
Fokus Pengembangan Kuda Lokal dan Zona Bebas Penyakit
Dirjen PKH, Agung Suganda, menjelaskan bahwa kerja sama ini meliputi berbagai aspek, termasuk identifikasi dan pengembangan rumpun kuda lokal, pembinaan tenaga medis veteriner khusus kuda, serta pemantauan kesehatan dan kesejahteraan hewan dalam olahraga berkuda. Selain itu, kerja sama ini juga mencakup pertukaran data dan informasi antara Kementan dan PORDASI guna meningkatkan kualitas pengelolaan peternakan kuda di Indonesia.
“Langkah ini penting untuk menciptakan sistem peternakan kuda yang lebih terstruktur serta mendukung pengembangan industri olahraga berkuda dan konservasi kuda lokal,” ujar Agung.
Salah satu aspek utama yang didorong dalam perjanjian ini adalah pengaktifan kembali zona bebas penyakit kuda atau Equine Disease Free Zone (EDFZ), yang sebelumnya telah diterapkan saat penyelenggaraan Asian Games 2018. Keberadaan zona ini diharapkan dapat memperkuat pengawasan kesehatan kuda serta meningkatkan daya saing kuda lokal di tingkat nasional maupun internasional.

Peran BBVet Maros dalam Mendukung Pengendalian Penyakit Kuda
Sebagai institusi yang memiliki peran penting dalam kesehatan hewan, Balai Besar Veteriner (BBVet) Maros siap berkontribusi dalam mendukung pengawasan kesehatan kuda, terutama di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Maluku Utara. Dengan fasilitas laboratorium yang mumpuni, BBVet Maros dapat membantu dalam deteksi dini penyakit kuda serta mendukung penerapan zona bebas penyakit melalui layanan diagnostik dan surveilans kesehatan hewan.
Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi langkah strategis dalam meningkatkan daya saing kuda lokal serta memperkuat industri peternakan kuda di Indonesia. BBVet Maros akan terus berperan aktif dalam memastikan kesehatan hewan tetap terjaga, demi mendukung pertumbuhan sektor peternakan dan olahraga berkuda yang lebih maju dan berkelanjutan.