Jakarta, 8 Agustus 2025 – Indonesia dan Belarusia menjajaki peluang kerja sama strategis di bidang perdagangan produk peternakan. Hal ini dibahas dalam audiensi Deputy Chief Veterinary Officer Belarusia, Kirill Glushchenko, dengan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, di Kantor Kementerian Pertanian, Rabu (6/8).
Kementerian Pertanian membuka kesempatan bagi produk peternakan Indonesia—termasuk telur dan produk olahan daging unggas—untuk menembus pasar Belarusia, sepanjang memenuhi ketentuan teknis serta persyaratan kesehatan hewan yang berlaku.

Belarusia Lihat Indonesia sebagai Mitra Strategis
Kirill Glushchenko menegaskan bahwa Belarusia memandang Indonesia sebagai mitra potensial di Asia Tenggara.
“Kami menyambut baik pembukaan jalur komunikasi yang intensif antar otoritas veteriner. Ini langkah penting untuk menjamin keamanan produk sekaligus memperkuat kepercayaan antarnegara,” ujarnya.

Komitmen Indonesia Perluas Pasar Ekspor
Dirjen PKH, Agung Suganda, menegaskan bahwa Indonesia siap menjalin kemitraan yang setara dan saling menguntungkan. Kolaborasi ini sejalan dengan strategi memperluas pasar ekspor produk peternakan nasional ke kawasan non-tradisional.
“Kami membuka ruang kerja sama teknis dan perdagangan yang lebih luas, termasuk penguatan sistem jaminan mutu serta sinkronisasi kebijakan veteriner,” jelasnya.
Rencana Aksi Bersama
Pertemuan ini menjadi momentum awal bagi kedua negara untuk menyusun rencana aksi bersama, khususnya terkait audit dan harmonisasi standar yang diperlukan guna membuka akses pasar timbal balik.
Indonesia dan Belarusia juga sepakat membentuk kanal komunikasi resmi antarotoritas veteriner. Langkah ini bertujuan mempercepat klarifikasi teknis, verifikasi fasilitas, serta pertukaran informasi mengenai standar dan sistem pengawasan produk peternakan.
Kerja Sama Lebih Luas
Selain perdagangan, kedua pihak berkomitmen memperluas kerja sama di bidang lain yang mendukung penguatan subsektor peternakan secara menyeluruh.
Kementerian Pertanian menegaskan bahwa diplomasi semacam ini akan terus diperkuat, demi meningkatkan ekspor peternakan nasional sekaligus memperkokoh ketahanan pangan Indonesia.