Jakarta, 27 Agustus 2025 – Ketersediaan jagung untuk pakan ternak kembali menjadi perhatian pemerintah. Dalam sebulan terakhir, harga jagung di sejumlah sentra produksi cenderung meningkat dan dikhawatirkan membebani peternak unggas. Menyikapi hal ini, Kementerian Pertanian (Kementan) bergerak cepat dengan berkoordinasi lintas kementerian/lembaga bersama Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Selasa (26/8/2025).

Langkah Antisipatif untuk Stabilitas

Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Agung Suganda, memastikan sejumlah langkah antisipatif telah disiapkan. Di antaranya:

  • imbauan kepada industri pakan agar tidak menaikkan harga,
  • pemetaan peternak calon penerima cadangan jagung pemerintah,
  • mempertemukan kelompok tani dengan pemasok jagung,
  • serta kerja sama dengan Satgas Pangan untuk mengawal distribusi dan mencegah penimbunan oleh oknum pengepul maupun pedagang.

“Langkah-langkah ini kami ambil untuk memastikan pasokan jagung dan pakan tetap stabil. Tujuannya jelas, agar peternak tidak terbebani biaya tinggi dan masyarakat tetap bisa mengakses pangan asal unggas dengan harga terjangkau,” ujar Agung.

Ia menambahkan, koordinasi intensif terus dilakukan bersama pemerintah daerah, asosiasi, hingga pelaku usaha.
“Sepanjang kita semua kompak dan berkomitmen, tentu masalah ini bisa diselesaikan. Mohon kerja sama dari petani, pengepul, pedagang jagung, feedmill, maupun peternak layer,” tegasnya.

Ketersediaan Jagung Nasional Aman

Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Yudi Sastro, memastikan bahwa ketersediaan jagung nasional aman. Berdasarkan data Kerangka Sampel Area (KSA) Jagung BPS, luas panen Januari–September 2025 mencapai 2,11 juta hektar dengan produksi jagung pipilan kering (kadar air 14%) sebanyak 12,13 juta ton.

Potensi luas panen periode Juli–September 2025 diperkirakan 0,61 juta hektar dengan potensi produksi sekitar 3,60 juta ton.
“Berdasarkan proyeksi neraca jagung nasional 2025, total ketersediaan mencapai 19,55 juta ton, sementara kebutuhan hanya 14,95 juta ton. Artinya, kita berpotensi surplus sekitar 4,6 juta ton,” tegas Yudi dalam Rakor Teknis SPHP Jagung, Rabu (20/8/2025).

Dukungan Bapanas

Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, menegaskan bahwa aspirasi peternak sudah ditindaklanjuti. Penyaluran cadangan jagung pemerintah melalui program SPHP Jagung sedang diproses dan akan segera diputuskan dalam rapat koordinasi terbatas.

“Saya minta teman-teman peternak bersabar. Semua keluhan sudah ditindaklanjuti sesuai aturan. Mari kita kawal bersama agar kondisi tetap kondusif,” ujarnya.

Prioritas Kesejahteraan Peternak

Langkah cepat ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menjaga stabilitas perunggasan nasional. Kementan menegaskan bahwa kesejahteraan peternak dan akses masyarakat terhadap protein hewani terjangkau tetap menjadi prioritas, sejalan dengan visi ketahanan pangan menuju Indonesia Emas 2045.