Bolaang Mongondow Utara, Sulawesi Utara – Menindaklanjuti laporan kasus terduga Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (iSIKHNAS), tim gabungan dari Balai Besar Veteriner (BBVet) Maros dan Dinas Pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara turun langsung ke lapangan untuk melakukan penyelidikan epidemiologi pada tanggal 6-8 Desember 2024.
Laporan ini bermula dari informasi yang diterima petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara dari peternak lokal. Peternak melaporkan adanya sapi dengan gejala yang mencurigakan, seperti lepuh di hidung dan mulut, hipersalivasi, lesi pada mulut (lidah, gusi, bibir), dan lesi pada tracak yang menyebabkan sapi mengalami kepincangan. Setelah menerima laporan ini, petugas kesehatan hewan segera melaporkan kasus tersebut ke iSIKHNAS, yang kemudian ditindaklanjuti oleh Kementerian Pertanian melalui BBVet Maros.
Langkah Cepat dan Strategis di Lapangan
Tim gabungan bergerak sigap dengan melakukan pemeriksaan klinis dan pengambilan sampel dari ternak yang terduga terinfeksi PMK. Sampel-sampel ini segera dibawa ke laboratorium BBVet Maros untuk dilakukan analisis lebih mendalam guna memastikan diagnosis dan menentukan langkah pengendalian yang tepat.
Selain melakukan pengambilan sampel, tim BBVet Maros juga memberikan edukasi kepada peternak terkait prosedur perawatan dan pencegahan penularan. Peternak diberikan panduan tentang cara menangani ternak yang sakit dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk mencegah penyebaran penyakit ke ternak lain maupun daerah lain.
Tim juga memperkuat koordinasi dengan pihak terkait untuk memperketat pengawasan lalu lintas ternak di area terdampak. Langkah ini bertujuan untuk membatasi mobilitas ternak dari wilayah yang terkonfirmasi memiliki kasus PMK, sehingga penyebaran penyakit dapat dicegah.
Komitmen Pemerintah
Penyelidikan ini merupakan bagian dari upaya Kementerian Pertanian dalam menjaga kesehatan hewan nasional dan melindungi para peternak dari kerugian ekonomi akibat penyakit hewan. Kepala BBVet Maros menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus memberikan layanan terbaik dalam penanganan penyakit hewan.
Melalui kolaborasi yang erat antara BBVet Maros, Dinas Pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, dan para peternak, diharapkan langkah-langkah yang diambil dapat segera mengatasi kasus ini dan mencegah terjadinya penyebaran lebih lanjut.
Pemerintah juga mengimbau seluruh peternak untuk aktif melaporkan setiap kasus penyakit yang mencurigakan ke petugas kesehatan hewan terdekat, agar respons cepat dan penanganan yang tepat dapat dilakukan demi menjaga keberlanjutan sektor peternakan Indonesia.