Jakarta – Menjelang Idul Adha 2025, Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) menggelar koordinasi virtual pada Kamis (17/4/2025). Kegiatan ini bertujuan mematangkan strategi pencegahan penyebaran Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS), dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan pelaksanaan kurban berjalan aman dan lancar.
Tingginya permintaan hewan kurban setiap tahun berdampak pada meningkatnya lalu lintas ternak dan potensi penyebaran penyakit seperti PMK, LSD, dan Anthrax. Oleh karena itu, langkah pengawasan dan pencegahan terus diperkuat.
“Idul Adha menjadi momen penting bagi peternak dan masyarakat. Untuk itu, Kementan mengambil langkah tegas dan terstruktur guna memastikan hewan kurban yang disembelih benar-benar sehat dan aman. Kami terus perkuat pengawasan lalu lintas hewan dan pelaksanaan vaksinasi PMK secara masif,”
— ujar Dirjen PKH, Agung Suganda.
Agung juga menyampaikan bahwa berdasarkan laporan Satgas PMK, tren kasus menunjukkan penurunan signifikan sejak 28 Desember 2024 hingga 14 April 2025. Namun kewaspadaan harus tetap dijaga.
“Kita tidak boleh lengah. Penguatan sinergi pusat dan daerah menjadi kunci agar penyebaran PMK dan PHMS lainnya bisa ditekan,”
— tambahnya.
Sementara itu, Direktur Kesehatan Hewan, Imron Suandy, menegaskan pentingnya vaksinasi bagi setiap hewan yang akan dilalulintaskan.
“Hewan yang tidak tervaksin berisiko menjadi sumber penularan penyakit antarwilayah,”
— ujarnya.
Ia juga menekankan bahwa setiap hewan harus dilengkapi dengan Sertifikat Veteriner (SV) sebagai bukti vaksinasi.
“Tanpa Sertifikat Veteriner dari dokter hewan berwenang, hewan tidak dapat dilalulintaskan,”
— tegas Imron.
Dengan dukungan semua pihak dan penerapan strategi yang tepat, Kementan optimistis pelaksanaan kurban tahun ini akan membawa berkah, serta menjamin kesehatan hewan dan keselamatan peternak.