Jakarta – Dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun ke-25 Perkumpulan Paramedik Veteriner Indonesia (PAVETI), Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan komitmennya dalam memperkuat peran paramedik veteriner dalam mendukung subsektor peternakan nasional. Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan, Agung Suganda, dalam Rapat Koordinasi Nasional PAVETI yang digelar di Jakarta pada 4 Februari 2025.

“Visi kami adalah menciptakan peternakan dan kesehatan hewan yang maju, berkelanjutan, dan memberikan manfaat bagi rakyat Indonesia. Ini bukan hanya slogan, tetapi komitmen nyata untuk mengembangkan subsektor peternakan yang memiliki nilai ekonomi dan sosial yang tinggi,” ujar Agung Suganda.

Tiga Misi Strategis Kementan

Dalam mewujudkan visi tersebut, Ditjen PKH telah menetapkan tiga misi strategis:

  1. Meningkatkan produksi komoditas peternakan secara berkelanjutan untuk memastikan ketersediaan pangan hewani dalam negeri.
  2. Meningkatkan kesejahteraan peternak rakyat melalui pendampingan dan kebijakan yang berpihak kepada mereka.
  3. Menegakkan sistem kesehatan hewan guna melindungi kesehatan ternak serta kesehatan masyarakat secara luas.

Agung menekankan bahwa PAVETI memiliki peran sentral dalam implementasi ketiga misi tersebut, khususnya dalam menjaga kesehatan hewan ternak dan mendukung ketahanan pangan nasional.

Tantangan Penyakit Hewan dan Upaya Penanggulangan

Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi subsektor peternakan saat ini adalah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Dalam mengatasi hal ini, Ditjen PKH telah menyusun strategi berbasis zonasi:

  • Zona pemberantasan, untuk daerah dengan kasus PMK tinggi.
  • Zona pengendalian, untuk daerah dengan kasus menengah.
  • Zona pencegahan, untuk daerah yang masih bebas PMK.

Sebagai langkah konkret, pemerintah telah mencanangkan Bulan Vaksinasi PMK, dengan pelaksanaan vaksinasi tahap pertama pada Januari-Maret 2025 dan tahap kedua pada Juli-September 2025. Pemerintah memastikan stok vaksin yang cukup dengan harga terjangkau, berkisar antara Rp 17.000 hingga Rp 27.000 per dosis.

“Kami memastikan distribusi vaksin menjangkau seluruh wilayah Indonesia, baik melalui anggaran pemerintah, program Corporate Social Responsibility (CSR), maupun swadaya masyarakat,” jelas Agung.

Peran Vital Paramedik Veteriner dalam Peternakan Modern

Ketua Umum PAVETI, Wijayati Andadari, menegaskan bahwa peran paramedik veteriner semakin krusial dalam menjaga kesehatan, kesejahteraan, dan produktivitas hewan ternak. Selain itu, mereka juga menjadi garda terdepan dalam keberlanjutan industri peternakan.

“Paramedik veteriner merupakan bagian integral dari pertanian modern yang mendukung terwujudnya sistem agribisnis tangguh. Mereka tidak hanya bekerja di daerah pedesaan, tetapi juga di perkotaan, membantu memastikan kesehatan hewan ternak serta keamanan pangan asal hewan,” kata Wijayati.

Kementan mengajak seluruh pihak, termasuk PAVETI dan pemangku kepentingan lainnya, untuk terus berkolaborasi dalam menghadapi tantangan subsektor peternakan. Dengan sinergi yang kuat, Indonesia dapat membangun peternakan yang lebih maju, mandiri, dan berdaya saing di tingkat global.