Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan bahwa daging ayam pedaging (broiler) yang beredar di pasaran aman untuk dikonsumsi masyarakat. Hal ini ditegaskan menyusul beredarnya sebuah video di jagat maya yang menduga adanya kandungan Antibiotic Growth Promotor (AGP) dalam pakan ayam, yang berpotensi membahayakan kesehatan manusia.

Direktur Pakan, Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementan, Tri Melasari, menegaskan bahwa masyarakat tidak perlu terlalu khawatir terhadap isu penggunaan antibiotik dalam pakan.

“Kami ingin masyarakat tetap tenang, karena pemerintah sejak lama sudah melarang penggunaan antibiotik sebagai pemacu pertumbuhan. Daging ayam kita aman,” ujarnya saat ditemui di Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Senin, 14 Juli 2025.

Ia menjelaskan bahwa sejak tahun 2017, pemerintah telah menetapkan larangan penggunaan antibiotik sebagai growth promotor melalui dua regulasi penting: Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 14 Tahun 2017 tentang Klasifikasi Obat Hewan dan Permentan Nomor 22 Tahun 2017 tentang Pendaftaran dan Peredaran Pakan.

Adapun pakan yang diproduksi secara komersial telah memiliki Nomor Pendaftaran Pakan (NPP) sebagai wujud jaminan pakan yang bermutu dan aman. Kebijakan ini merupakan upaya serius untuk mencegah resistensi antimikroba dan melindungi konsumen dari risiko paparan residu obat dalam produk hewani.

Untuk memastikan kebijakan tersebut benar-benar dijalankan, pengawasan terhadap industri pakan terus diperkuat. Salah satunya melalui penerapan Cara Pembuatan Pakan yang Baik (CPPB) sehingga pakan yang diproduksi terjamin mutu dan keamanannya dan menjadi acuan dalam proses produksi pakan ternak di Indonesia.

Lebih lanjut, Kementan juga memastikan mutu dan keamanan pakan melalui pengujian di Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan (BPMSP) di Bekasi. Laboratorium ini memiliki peran penting dalam menerbitkan sertifikat mutu dan keamanan pakan yang beredar, guna memastikan bahwa bahan pakan yang dikonsumsi oleh ternak telah memenuhi standar keamanan yang ditetapkan oleh pemerintah.

“Kami ingin memastikan bahwa apa yang dikonsumsi ternak, dan nantinya dikonsumsi manusia, benar-benar aman. Jadi masyarakat tidak perlu ragu untuk mengonsumsi ayam broiler selama membeli dari sumber yang terpercaya dan mengolahnya secara higienis,” tegas Tri Melasari.

Di sisi lain, masyarakat juga perlu memahami bahwa pertumbuhan ternak yang baik—baik dari segi ukuran maupun bobot—bukan disebabkan oleh pemberian antibiotik di dalam pakan. Faktor utamanya adalah genetik ternak yang unggul serta pemberian pakan yang bermutu dan aman. Dengan kata lain, ayam yang sehat dan tumbuh optimal adalah hasil perawatan yang tepat, bukan karena adanya zat pemacu pertumbuhan.

Langkah ini juga sejalan dengan komitmen Indonesia dalam membangun sistem pangan nasional yang sehat, aman, dan berkelanjutan, sekaligus menjawab kekhawatiran global terkait penggunaan antimikroba di subsektor peternakan.