Surabaya – Jawa Timur secara konsisten menduduki peringkat puncak dalam hal produksi daging sapi. Untuk menjaga produktivitasnya, Jawa Timur menerapkan berbagai strategi, antara lain peningkatan kualitas pakan, pemantauan kesehatan sapi secara rutin, serta pemberian vaksin demi mencegah penyebaran penyakit. Dalam upaya pengendalian Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), pemerintah menggalakkan pelaksanaan vaksinasi nasional secara bertahap guna menjaga dan meningkatkan kekebalan ternak secara berkelanjutan.

Pada hari Jum’at (11/07/2025) dengan menggaet Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur sebagai rekan, Kementan melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) mendistribusikan 169.150 dosis vaksin Aphthovet PMK.

Dirjen PKH, Agung Suganda menerangkan, “Distribusi vaksin PMK ke daerah merupakan bentuk konkret dukungan pemerintah pusat terhadap pengendalian PMK berbasis wilayah. Jawa Timur merupakan mitra penting dalam upaya nasional mewujudkan Indonesia Bebas PMK,”

Vaksin Aphthovet PMK yang didistribusikan merupakan hasil produksi dalam negeri yakni oleh Balai Besar Veteriner Fatma Pusvetma. Vaksin ini telah teruji secara ilmiah dan memenuhi standar kualitas nasional dan internasional.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur, Indyah Aryani, menyambut baik program vaksinasi nasional ini. Menurutnya, sinergi antara pusat dan daerah menjadi kunci untuk mempercepat pemulihan sektor peternakan.

“Kami menyampaikan terima kasih atas dukungan penuh Ditjen PKH. Jawa Timur siap menjalankan program vaksinasi ini dengan serius agar ekonomi peternak segera pulih dan ternak terlindungi,” ujar Indyah.

Kementan menyatakan bahwa vaksinasi PMK merupakan bagian dari strategi jangka panjang menuju Indonesia bebas PMK. Keberhasilan program ini bergantung pada kolaborasi lintas lembaga, untuk itu Ditjen PKH mengajak seluruh peternak, lapisan masyarakat, pelaku usaha peternakan, serta pemerintah daerah untuk turut menyukseskan vaksinasi PMK.