Jakarta — Dalam upaya memperkuat ketahanan pangan dan mengembangkan industri peternakan nasional yang berkelanjutan, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) menjajaki kerja sama investasi strategis dengan perusahaan peternakan ternama asal Persatuan Emirat Arab, Al Ain Farms. Diskusi mendalam terkait rencana investasi ini berlangsung dalam forum yang digelar pada Selasa (22/4) di Jakarta, dan menjadi tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara kedua pihak pada 8 April 2025 lalu.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dr. drh. Agung Suganda, M.Si., menyampaikan bahwa inisiatif Al Ain Farms untuk berinvestasi di subsektor sapi perah di Indonesia merupakan langkah positif yang sejalan dengan visi pemerintah dalam membangun ekosistem industri susu nasional dari hulu ke hilir. Keberadaan mitra internasional dinilai dapat mendorong peningkatan kapasitas produksi susu dalam negeri sekaligus memperkuat posisi Indonesia dalam menciptakan ketahanan pangan berbasis produk hewani.
“Investasi ini merupakan peluang besar untuk membangun kemandirian dalam produksi susu nasional. Kami ingin menciptakan rantai pasok yang terintegrasi dan berdaya saing, sehingga Indonesia dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri secara mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap impor,” ujar Agung.
Berdasarkan proyeksi pemerintah, kebutuhan susu nasional pada tahun 2029 diperkirakan mencapai 8,5 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, sebanyak 3,6 juta ton direncanakan untuk mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG), salah satu program prioritas nasional dalam upaya pemenuhan kebutuhan gizi siswa sekolah. Untuk merealisasikan target tersebut, Indonesia membutuhkan penambahan sekitar satu juta ekor sapi perah selama periode 2025 hingga 2029.
Sebagai bentuk keseriusan dalam menarik investor, pemerintah telah menyiapkan berbagai fasilitas pendukung, mulai dari data potensi lahan yang tersedia di wilayah sentra peternakan, kesiapan infrastruktur dasar, skema insentif fiskal dan nonfiskal, hingga kemudahan dalam proses perizinan. Langkah-langkah ini dimaksudkan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif dan kompetitif.
CEO Al Ain Farms, Hassan Safi, dalam kesempatan yang sama menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari pemerintah Indonesia dan menyatakan ketertarikan perusahaannya untuk turut serta dalam pengembangan industri sapi perah di tanah air. Ia menilai informasi kebijakan yang disampaikan oleh Ditjen PKH, Badan Gizi Nasional, serta Kementerian Keuangan sangat membantu dalam menyusun strategi investasi jangka panjang.
“Forum ini memberikan gambaran menyeluruh bagi kami dalam mengambil keputusan yang tepat. Kami berharap Al Ain Farms dapat memberikan kontribusi nyata terhadap pemenuhan kebutuhan susu nasional,” ungkap Hassan Safi.
Forum diskusi ini turut dihadiri oleh perwakilan dari sejumlah kementerian dan lembaga terkait, antara lain Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Investasi/BKPM, Kementerian Keuangan, dan Badan Gizi Nasional. Keterlibatan lintas sektor ini menjadi bukti komitmen pemerintah dalam mendukung penuh pengembangan subsektor sapi perah melalui kolaborasi investasi internasional.
Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan forum, delegasi Al Ain Farms dijadwalkan melakukan kunjungan lapangan ke sejumlah lokasi penting di Jawa Barat. Kunjungan tersebut meliputi industri pengolahan susu PT Ultra Jaya di Padalarang, fasilitas peternakan Ultra Jaya di Pangalengan, serta unit usaha koperasi seperti Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU), Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), dan peternakan skala kecil Den’t Dairy Farm yang dikenal berhasil dalam pengelolaan sapi perah.
Melalui kemitraan strategis ini, pemerintah berharap akan terwujud peningkatan signifikan dalam produksi susu nasional, penguatan rantai pasok industri peternakan, serta percepatan pencapaian target gizi nasional secara berkelanjutan.