Jakarta, 23 Agustus 2025 – Upaya peningkatan populasi indukan sapi perah dan sapi pedaging di Indonesia menunjukkan hasil positif. Hingga Agustus 2025, tercatat realisasi 28.656 ekor sapi dengan nilai investasi mencapai Rp3,2 triliun. Angka ini melonjak jauh dibanding rata-rata realisasi tahunan sebelumnya yang hanya sekitar 6.000 ekor.

Capaian ini dipaparkan dalam evaluasi bersama Kementerian Pertanian (Kementan), pelaku usaha, importir, dan mitra eksportir Australia di Jakarta, Kamis (21/8/2025). Pertemuan ini sekaligus memperkuat komitmen mendukung Program Percepatan Peningkatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN) dan Makan Bergizi Gratis (MBG).

Fondasi Penting untuk Populasi Ternak

Sekretaris Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nuryani Zainuddin, menyebut capaian ini sebagai fondasi penting bagi penguatan populasi ternak nasional.
“Capaian awal ini memberi rasa optimisme. Dengan konsistensi pelaku usaha dan dukungan pemerintah, populasi sapi kita akan terus menguat hingga akhir 2025,” ujarnya.

Nuryani juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh pelaku usaha.
“Kami berterima kasih atas kerja sama Bapak dan Ibu semua. Peran pelaku usaha sangat penting dalam mempercepat peningkatan populasi sapi perah dan pedaging,” tambahnya.

Dorongan Konsistensi di Lapangan

Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak, Hary Suhada, menegaskan bahwa komitmen ini tidak boleh hanya sebatas kesepakatan di atas kertas.
“Kami berharap semua pihak membuktikan komitmennya melalui penjaminan awal terhadap prosesnya. Dengan begitu, target peningkatan populasi sapi benar-benar terealisasi,” tegasnya.

Optimisme Pelaku Usaha

Dari pihak swasta, optimisme juga disampaikan. Paulus dari PT Lunar Chemplast menargetkan pengiriman 1.200 ekor sapi pada November 2025.
“Sejauh ini tidak ada kendala logistik berarti, dan kami optimistis keputusan investor akan mendukung kelancaran pengiriman,” ujarnya.

Kemitraan untuk Swasembada

Peningkatan populasi sapi perah dan pedaging didorong melalui kemitraan antara pelaku usaha, investor, koperasi, dan peternak. Sinergi ini diharapkan dapat mempercepat pertumbuhan ternak sekaligus meningkatkan kesejahteraan peternak rakyat.

Pemerintah menegaskan perannya sebagai fasilitator dalam memastikan kelancaran logistik, validitas data, serta terciptanya iklim investasi yang kondusif. Dengan kolaborasi yang semakin kuat, peningkatan populasi indukan sapi perah dan pedaging diharapkan mampu mendukung swasembada susu, daging, dan gizi masyarakat secara berkelanjutan.