Maros, 5 Oktober 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Rabies Sedunia yang jatuh setiap tanggal 28 September, Balai Besar Veteriner (BBV) Maros bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros serta Dinas Kesehatan Kabupaten Maros menggelar kegiatan vaksinasi rabies gratis di Taman Hutan Kota Maros, Minggu (5/10/2025).
Kegiatan yang dimulai sejak pukul 06.30 WITA ini merupakan bagian dari kampanye nasional pencegahan dan pengendalian rabies yang dilaksanakan serentak di berbagai daerah di Indonesia. Tahun ini, peringatan Hari Rabies Sedunia mengusung tema “Semua untuk Satu, Satu Kesehatan untuk Semua” (All for One, One Health for All), yang menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menjaga kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.

Kegiatan vaksinasi diikuti dengan antusias oleh masyarakat Kabupaten Maros dan sekitarnya. Warga membawa hewan peliharaan seperti anjing dan kucing untuk mendapatkan vaksin rabies secara gratis. Selain vaksinasi, tim gabungan juga memberikan layanan pemeriksaan kesehatan hewan serta edukasi mengenai cara perawatan hewan yang baik dan langkah penanganan pertama jika terjadi gigitan hewan penular rabies (HPR).

Kepala BBV Maros, H. Agustia, dalam keterangannya menyampaikan bahwa vaksinasi rabies massal ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah dalam menekan penyebaran virus rabies di masyarakat.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Rabies Sedunia serta wujud komitmen pemerintah dalam mencegah penyebaran virus rabies. Melalui vaksinasi massal dengan target 200 dosis ini, kami berupaya memastikan hewan peliharaan masyarakat terlindungi dari virus rabies,” jelasnya.
Ia menambahkan, kasus rabies pada hewan maupun manusia masih ditemukan di beberapa wilayah kerja BBV Maros, terutama di Provinsi Sulawesi Selatan. Oleh karena itu, kegiatan vaksinasi gratis menjadi langkah penting untuk memperkuat sistem pencegahan di lapangan.
Sementara itu, Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Maros, Farida Syukur, menyebutkan bahwa partisipasi masyarakat sangat tinggi dalam kegiatan ini.
“Pendaftar daring sejak kemarin mencapai 75 hewan, tetapi hingga siang ini jumlah hewan yang datang untuk divaksin sudah lebih dari 100. Antusias masyarakat luar biasa,” ujarnya.
Farida juga menambahkan bahwa sepanjang tahun 2025, Kabupaten Maros belum mencatat adanya kasus positif rabies.
“Tahun ini tidak ada laporan gigitan positif rabies. Tahun lalu sempat ada satu laporan gigitan pada manusia, tetapi hasil pemeriksaan menunjukkan negatif,” ungkapnya.
Kegiatan vaksinasi ini turut melibatkan mahasiswa co-assistant dari Program Studi Kedokteran Hewan Universitas Hasanuddin yang membantu dalam proses pemeriksaan dan vaksinasi hewan.
Salah seorang warga, Haidar Syahlan, mengungkapkan rasa syukurnya atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
“Kami sangat bersyukur dengan adanya vaksinasi gratis ini. Banyak warga yang antusias karena terkadang biaya vaksin mandiri cukup tinggi. Dengan kegiatan seperti ini, kami merasa sangat terbantu,” katanya.

Selain pelayanan vaksinasi, tim BBV Maros juga mengadakan sesi edukasi interaktif yang ditujukan bagi anak-anak. Kegiatan ini diisi dengan pemutaran video, demonstrasi penanganan bila tergigit hewan pembawa rabies, serta permainan kuis dan doorprize. Melalui kegiatan ini, anak-anak diajak untuk lebih mengenal pentingnya menjaga hewan peliharaan dan memahami langkah cepat bila terjadi gigitan.
Salah satu peserta edukasi, Rayhan, mengaku senang dapat mengikuti kegiatan tersebut.
“Saya senang ikut kuisnya. Tadi baru tahu kalau digigit anjing harus langsung cuci luka dengan sabun di air mengalir selama 15 menit, lalu ke puskesmas untuk suntik vaksin anti rabies. Tadi juga dapat hadiah telur, cokelat, dan botol minum. Terima kasih,” ujarnya dengan antusias.
Melalui kegiatan vaksinasi dan edukasi ini, BBV Maros berharap kesadaran masyarakat terhadap pentingnya vaksinasi rabies semakin meningkat. Perlindungan hewan peliharaan dari rabies bukan hanya menjaga kesehatan hewan, tetapi juga melindungi keluarga dan masyarakat dari ancaman penyakit mematikan tersebut.
