Tanah Laut – Kementerian Pertanian melalui Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BPTU-HPT) Pelaihari terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung ketahanan pangan nasional melalui produksi bibit itik unggul yang berkualitas tinggi. Hal ini dicerminkan dari keberadaan produksi itik dari BPTU-HPT Pelaihari.

Dengan mengelola lebih dari 10.000 ekor indukan itik terseleksi, BPTU-HPT Pelaihari secara konsisten menghasilkan ratusan ribu ekor bibit itik atau Day Old Duck (DOD) setiap tahunnya. Produksi ini didukung oleh fasilitas peternakan modern, sarana dan prasarana yang memadai, serta tenaga profesional yang kompeten di bidang pembibitan ternak.

Adapun jenis DOD yang dihasilkan meliputi itik Alabio dan Mojosari. Kedua jenis bibit tersebut telah dinyatakan memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI), yakni SNI 7557:2020 untuk Bibit Itik Alabio Meri Umur Sehari (MURI) dan SNI 7558:2020 untuk Bibit Itik Mojosari MURI, sebagaimana telah diverifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LSPro) Benih dan Bibit Ternak milik Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH).

Kepala BPTU-HPT Pelaihari, Arie Sutanto menyatakan bahwa pihaknya terus berupaya melakukan perbaikan berkelanjutan untuk meningkatkan produksi bibit ternak unggul yang memiliki standar SNI. Hal ini merupakan salah satu kontribusi balai untuk mewujudkan ketahanan pangan dan mendukung program makan bergizi gratis.

“Dengan bibit unggul maka produktivitas ternak akan meningkat, sehingga peternakan akan lebih efisien dan meningkatkan keuntungan peternak,” jelas Arie.

Sebagai unit pelaksana teknis (UPT) milik Ditjen PKH, BPTU-HPT Pelaihari menjalankan tugas ini dalam sinergi erat dengan program nasional Kementerian Pertanian dalam memperkuat penyediaan protein hewani asal unggas.

Salah satu peternak mitra, Andi Norsaputra, menjelaskan mitranya dengan BPTU-HPT telah memberikan dampak positif terhadap usahanya dalam beternak. “Sejak saya bermitra dengan BPTU HPT Pelaihari saya bisa mendapatkan bibit-bibit unggul dan pelatihan tentang biosekuriti serta penanganan kesehatan ternak itik,” kata Andi. (*)